Ada
sebuah kisah tentang seorang gadis kecil
Panggil
saja namanya gadis
Gadis
sangatlah polos dan penuh dengan semangat
Gadis
selalu mengenakan potongan topeng pada wajahnya
Semua
orang menyukai sang Gadis dengan topengnya
Dan Gadis
pun banyak berteman dengan sekitarnya
Suatu
ketika, Gadis menampilkan terlalu banyak emosi
Amarah,
takut, kesedihan, kebahagiaan
Dari
setiap emosi yang Ia lontarkan
Ia akan
melepaskan potongan topengnya satu per satu
Sampai
akhirnya, dia tak lagi memiliki apapun untuk menutupi wajahnya
Semua
orang mulai melihatnya dengan cara yang berbeda
Mereka
tidak dapat menerima Gadis seperti itu
Mereka
lebih suka Gadis dengan topengnya
Dimulai
dari lingkungannya
Menunjuk-nunjuk
dirinya
Seolah
sang gadi adalah lumpur yang menempel pada porselen mewah
Mereka
berbisik bisik kasar di depan Gadis
Lalu
teman-temannya mulai menjauhinya
Mereka
malu berteman dengan Gadis
Membencinya.
Meneriakinya
Mendorongnya
jatuh ke tanah
Ketika
Gadis ingin bangkit, Mereka menahan Gadis agar tetap terpuruk di atas tanah
Meringkuk
di atas tanah yang keras dan dingin dalam dunia yang gelap.
Gadis
merangkak di atas tanah
Sendirian
Menunduk
tak berani menatap langit
Padahal
langitlah sahabat setianya
Gadis
begitu menyayangi langit
Tapi
Gadis tak berani lagi mengangkat wajahnya untuk menatap langit
Terlalu
malu kata Gadis
Lalu
Gadis menyusuri jalan setapak
Jalan
setapak itu sangatlah indah
Dikelilingi
bunga dengan beraneka bentuk dan warna
Tapi bagi
Gadis, semuanya kelam.
Bahkan
dunianya begitu gelap
Gadis tak
dapat melihat apapun
Sampai
akhirnya, tangannya menyentuh sebuah topeng yang teronggok di tanah
Gadis
memakainya
Semua
orang kembali di sisinya
Semua
yang meninggalkannya, kembali ke sisinya
Sejak
saat itu, Gadis tidak ingin melepaskan topengnya
Walaupun
semua orang menyukainya
Tapi dia
tetap merasa gelap
Dunianya
tetap gelap
Yang
berwarna dalam dunianya hanyalah langit
Langit
sang sahabat sejatinya
Ketika
Gadis tersesat dalam dunianya yang gelap,
Orang-orang
mulai berkomentar
"Wahai
Gadis! Jadilah seperti ini. Apa yang kamu lakukan itu salah!!
BODOH!!
Bukan seperti itu!! Berhenti melakukan itu!!"
Tetapi
mereka bukanlah Gadis
Dan Gadis
bukanlah mereka
Ada pula
yang berkata kepada Gadis
"Gadis,
kamu kenapa? Apa masalahmu? Ceritakan pada kami!! Kami adalah temanmu"
Lalu
ketika Gadis menceritakan masalahnya, mereka seolah-seolah mendapatkan tropi.
Gadis
merasakan kepedulian yang semu
Gadis
ingin berteriak
"BERHENTI!!
KALIAN SEMUA MENYAKITIKU! BERHENTI"
Tapi tak
ada kata yang berani keluar dari mulut sang Gadis
Tertahan
begitu saja di ujung lidah
Kalimat
itu terlalu takut mengakibatkan hal buruk lainnya
Mereka
sudah menyakiti Gadis, tapi Gadis tidak berani melakukan apapun
Menerima
dan membiarkannya saja
Hati
Gadis mengerang
'Selamatkan
aku…"
Tapi tak
ada yang mendengarnya, karena kata-kata itu tidak pernah keluar.
Gadis tak
bisa lagi percaya dengan orang yang menamakan diri mereka teman
Teman?
Teman
hanya datang dan pergi.
Tapi
mereka selalu datang membawa pisau dan mengiris perasaan Gadis
Biarkan
saja Gadis menutup hatinya
Menyembunyikannya
dalam brankas yang aman
Gadis
hanya ingin melindungi hatinya
Sebetulnya
Hati
Gadis yang terkurung itu merasakan kesepian
Dia
sendiri dan meminta ditemani
Dia
berteriak
TOLONG
SELAMATKAN AKU
AKU TAKUT
SENDIRIAN
Tapi
tentu tak ada yang mendengar.
Biarlah,
bertemankan sepi rasanya tidak terlalu menyakitkan bagi Gadis
Sayangnya
cerita ini masih berlangsung dan belum diketahui akhirnya.
Untuk
saat ini, happy ending berlum terlihat hilalnya.