Rabu, 18 November 2015

Kisah Ngga Klasik Tentang Cinta Pertama

Hai! Kali ini aku ingin berbagi kisah kepada kalian. Ini tentang cinta pertamaku.

Entah sejak kapan aku mulai mencintai dia. Yang jelas semenjak aku kecil, aku sudah menyukai dia. Sangatsangatsangatsangatsangat menyukai dia. Aku masih ingat. Ketika aku masih SD, aku sering meluangkan sore hariku hanya untuk bertemu dengannya. Tak pernah sekalipun aku merasa bosan bertemu dengannya. Oh ya, apa kalian tau tempat favoritku untuk bertemu dengannya? Di atap rumah tetangga. Lho kenapa tetangga? Hahaha. Tentu saja! Karena rumahku dulu tak memiliki atap. Serius lho.. Rumahku yang dulu itu dua tingkat. Tingkat keduanya dibiarkan begitu saja tanpa atap. Ada kolam ikan juga tanaman hias disana. Semacam taman ekslusif milik keluarga kami. Hehe. Dan bertemu dengannya akan lebih menyenangkan di atap rumah tetangga. Aku bisa lebih puas bersama dengannya.

Seringkali aku membawa buku dan membaca bersamanya. Atau hanya tiduran sembari memandangnya. Ketika aku bertengkar dengan saudaraku, atau dimarahi orangtuaku, aku akan bertemu dengannya. Melampiaskan segala emosiku kepadanya. Aku tak pernah malu untuk memperlihatkan kelemahanku di hadapannya. Ah begitu menenangkan bersamanya. Tapi aku takut ketika dia marah, aku lebih baik diam di kamar sampai amarahnya itu reda. Dia menyeramkan sekali lho kalo marah. Ketika dia menangis, aku selalu mengajaknya bermain. Aku begitu menyukainya. Bahkan di kala dia menangis, aku berusaha untuk tetap bersamanya. Bermain dengannya. Dan, asal kalian tau ya, aku suka sekali menyentuh air matanya. Tes tes tes..

Aku tumbuh dengan kecintaan yang semakin besar terhadapnya. Aku selalu berusaha meluangkan waktuku untuk bertemu dengannya. Sekalipun aku pindah rumah, aku tetap bertemu dengannya. Tentu tak bisa lagi di tempat favorit kami itu. Seiring bertambahnya umurku, aku merasakan beban hidup yang semakin besar. Masalah-masalah datang menghampiriku. Tapiiii, ketika aku bersamanya, aku merasakan kedamaian yang begitu dalam.

Waktu pun berlalu..
Aku merasakan ada yang aneh dengannya. Sepertinya dia sakit. Sakit itu sepertinya semakin parah. Hmm, ini pasti karena orang-orang itu. Mereka menyakiti dia. Mereka cemburu terhadap dia yang begitu indah. Dia yang begitu disukai banyak orang itu. Perbuatan mereka itu membuat dia semakin suram dari hari ke hari. Sekalipun dia sangat tegar, tapi tentu saja, perlakuan mereka yang kejam itu, membuatnya tak bisa tetap ceria.  Sungguh, aku tak bisa berbuat apa-apa untuk itu. Aku tak bisa menghentikan mereka. Mereka banyak sekali. Dan aku sendirian. Aku hanya berusaha menjadi orang yang tidak menyakitinya. Cepatlah sembuh… aku rindu dengan keceriaanmu itu.

Lalu lembar hidupku berganti..
Aku harus pindah ke Padang untuk kuliah. Dan disini aku tak bisa lagi bertemu lagi dengannya. Aku meninggalkannya dalam keadaan sakit. Maafkan aku.. Di padang ini, aku menemukan penggantinya. Mirip sekali dengannya, hanya saja dia yang di Padang ini lebih ceria. Tidak suram sepertinya kini. Sekali pandang saja, aku tahu aku sudah jatuh cinta. Tak bosan aku memandang wajahnya. Banyak sekali kebersamaan kami yang aku simpan dalam foto maupun video. Aku ingin menunjukkannya kepada keluargaku di kampung.

Sekali lagi..
Dia yang kucintai itu selalu saja menjadi sakit. Ini ulah mereka. Awalnya dia menjadi suram. Tapi lama-lama, orang-orang yang cemburu itu, memaksa kami berpisah. Sakitnya semakin parah. Mereka yang ini lebih kejam. Benar benar jauh lebih kejam. Egois!! Hanya memikirkan kepentingan pribadinya. Tak peduli kalo itu sudah menyakiti yang lain. Dia sakit begitu parah karena mereka!! Entah kapan penderitaannya akan berakhir? Aku rindu melihatnya. Karena dia pelipur laraku. Ketika sedih menghujam hati ini, aku masih mampu mendongakkan wajahku. Untuk bertemu dengannya. Kini, aku tak bisa bertemu dengannya. Mereka yang berulah itu, menghalangiku untuk bertemu dengannya. Aku tak bisa bertemu dengan pelipur laraku itu saat ini. Mungkin sudah tiga bulan kami tak bertemu

Apa kalian tau siapa dia? Haha. Tidak ada yang tidak mengenal dia. Tentu saja!! Semua orang di belahan dunia manapun bisa melihatnya. Perkenalkan, namanya Langit… dan dia sakit. Asap membuatnya tak lagi seceria dulu. Entah itu di Jakarta dengan asap polusinya, atau di Padang dengan asap kebakaran ini. Bisakah aku meminta bantuan kalian untuk membuat mereka ceria kembali?

NB : Sekarang langit di Padang udah cerah seperti biasanya. Indah...

1 komentar: